I'LL FOLLOW THE SUN

Love, Light, Live by galih sedayu

Sebagaimana Manusia Merawat Alam, Demikianlah Alam Merawat Manusia

leave a comment »

Teks : galih sedayu

Isu mengenai lingkungan hidup dengan segala permasalahannya, saat ini masih saja menjadi topik pembicaraan yang selalu hangat untuk diperbincangkan. Dari sekedar obrolan santai di sebuah cafe sampai pada acara seminar yang sering membuat kita mengernyitkan dahi. Seolah-olah semua orang di dunia kini bangkit dari tidur panjangnya dan kemudian menyadari bahwa mereka harus melakukan sesuatu bagi bumi tempat mereka berpijak. Manusia tiba-tiba saja menjadi begitu peduli dengan lingkungan hidupnya.

Albert Arnold Gore Jr (Al Gore), seorang mantan Wakil Presiden Amerika Serikat ke-45 pada masa pemerintahan Presiden Bill Clinton pun turut menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan hidup terutama mengenai masalah perubahan iklim. Ia tampil dalam film “An Inconvenient Truth”, sebuah film dokumenter (2006) yang bercerita tentang Pemanasan Global (Global Warming) dan mendapat Penghargaan Perdamaian Nobel karenanya. Dalam hal ini, kita dapat melihat bagaimana kekuatan sebuah film yang memiliki daya ikat visual mampu menggerakkan hati dunia.

Fotografi, sebuah penemuan besar di dunia yang hadir pada tahun 1839 dapat menjadi sebuah kekuatan lain bagi manusia yang ingin menyuarakan pergulatan batin mengenai lingkungan hidup. Di Indonesia misalnya. Adalah Wanadri & Rumah Nusantara yang menggagas pembuatan buku “Garis Depan Nusantara” yaitu sebuah ekspedisi 92 pulau terluar di Indonesia. Di dalam buku itu berisi tentang foto pulau-pulau di Perairan Indonesia yang suatu saat akan tenggelam akibat meningkatnya permukaan air laut sebagai salah satu dampak pemanasan global. Lalu ada juga Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) yang menggagas program Lomba & Pameran Foto “Selamatkan Karst Citatah”. Sebuah upaya pencegahan eksplorasi yang berlebihan di kawasan perbukitan kapur citatah sebagai bentuk protes terhadap kerusakan lingkungan. Lain halnya yang dilakukan oleh Riza Marlon, seorang fotografer yang mendedikasikan sebagian hidupnya untuk merekam berbagai satwa liar di seluruh pulau di Indonesia. Apa yang dilakukannya adalah sebuah perjuangan untuk mengabadikan harta alam indonesia yang bukan tidak mungkin suatu saat akan punah akibat kerusakan lingkungan oleh manusia semisal penebangan liar.

Kita dapat simpulkan bahwa media fotografi dapat menjadi alat untuk menyampaikan sebuah pesan kepada dunia dan sekaligus menjadikan sebuah arsip visual yang sangat berharga. Setidaknya, apa yang dihadirkan melalui foto, kita dapat melihatnya sebagai sebuah harapan. Kiranya kita harus ingat bahwa berbicara tentang Lingkungan Hidup, sebenarnya kita berbicara pula tentang sebuah tanggung jawab besar terhadap kelanjutan generasi mendatang. Kita perlu menyadari benar mengenai apa yang telah kita berikan bagi lingkungan hidup untuk kemudian diwariskan kepada anak dan cucu kita nanti. Karena meninggalkan warisan adalah tentang memenuhi tugas kita sebagai manusia dan mengaktualisasikan kemanusiaan yang kita miliki. Dimana fotografi selalu hadir menjadi saksi bisu yang hidup dalam imaji-imaji visual yang terus mengingatkan manusia. Sekarang dan selamanya.

*Tulisan ini diberikan kepada para peserta seminar “Menyuarakan Kepedulian Lingkungan Melalui Fotografi” yang diadakan oleh HMJP GEOGRAFI UPI Divisi Lingkungan Hidup pada tanggal 5 Mei 2009 di Aula PKM UPI Jl Dr.Setiabudhi 299 Bandung.

Bandung, 27 April 2009

Written by Admin

January 24, 2010 at 5:13 am

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: