Kuasa Fotografi Atas Peradaban Di Bumi
Teks : galih sedayu
Tatkala fotografi diperkenalkan kepada manusia sejak tahun 1839 silam, sejak saat itulah bumi ini mulai terabadikan ke dalam bingkai-bingkai visual yang mengisi peradaban. Jutaan imaji foto yang tak henti-hentinya direkam hingga kini pun telah menjadi sejarah yang tertulis pada dinding-dinding peristiwa di jagat raya. Dari mulai momen kehidupan yang penuh misteri sampai pada momen kematian yang telah menjadi takdir. Agaknya fotografi telah menjadi sebuah cermin bagi manusia untuk melihat dunia yang terus berputar cepat.
Di Indonesia, kuasa fotografi dapat terlihat lewat tangan dua sekawan fotografer inggris yang bernama Walter Woodbury dan James Page yang menapakan kakinya ke tanah air pada tahun 1857 . Karena atas jasa merekalah, sejarah pendokumentasian di Indonesia mulai ditorehkan sehingga menjadi arsip visual yang begitu berharga bagi memori negeri ini. Begitu juga nama Mendur bersaudara, Abdul Wahab dan kawan-kawan, tidak bisa dilepaskan dari eksistensi bangsa ini terutama dalam pendokumentasian momen-momen bersejarah pada saat proklamasi kemerdekaan indonesia (17 agustus 1945).
Di negara lain, kuasa fotografi muncul salah satunya pada karya fotografer perang asal inggris Don McCullin yaitu “Corpse of North Vietnamese Soldier” (1968). Foto ini menggambarkan seorang tentara vietnam yang gugur dimana benda-benda pribadi miliknya seperti foto keluarga, surat dan butiran peluru turut mendampingi dengan sepi di samping tubuh yang terbujur kaku. Sebuah potret dari sepenggal episode perang yang tak pernah ada pemenangnya. Lain halnya dengan fotografer Lynn Johnson yang mencoba menyuarakan keprihatiannya kepada dunia melalui fotografi. Fotonya mengisahkan cerita seorang anak kecil yang tengah menderita akibat kekurangan gizi dengan harapan ada yang tergugah untuk membantunya. Tapi nasib tragis justru menimpa anak kecil yang malang tersebut. Beberapa saat setelah foto tersebut diterbitkan dalam sebuah majalah, anak kecil itu pun kemudian meninggal.
Pada akhirnya kita harus menyadari bahwa betapa fotografi dapat menjadi sebuah media untuk menyampaikan pesan, memberi inpirasi, melahirkan harapan dan pada akhirnya mampu melakukan perubahan terhadap segala permasalahan yang menimpa dunia. Meski semuanya itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Kita dapat memulainya dengan sebuah kesadaran kecil. Bagaimana dengan kelebihan fotografi kita dapat mulai melihat, merekam, menyimpan dan membagikan kepada yang lain segala apa yang terjadi dalam hidup. Selama pikiran kita tetap merdeka, selama hati kita tetap mendengar dan selama mata kita tetap terbuka, sesungguhnya fotografi senantiasa hadir menyertai anak manusia yang berdiri di atas panji-panji kebenaran. Tentunya demi secercah kehidupan yang lebih baik bagi umat yang mendiami tata surya ini.
*Tulisan ini diberikan sebagai pengantar kepada para peserta seminar fotografi dan pelatihan jurnalistik yang diadakan oleh Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung pada tanggal 17 April 2009.
Bandung, 10 April 2009
Leave a Reply