Fotografi Yang Merekam Warisan Bangsa
Teks : galih sedayu
Berbicara tentang keberadaan Bangsa Indonesia dalam kaitannya dengan sejarah perjalanan dan perkembangan warisan (budaya) bangsa, agaknya kehadiran seorang tokoh yang bernama Kassian Cephas (1844-1912) menjadi sangat penting. Sejarah pun mencatat bahwa Cephas adalah seorang fotografer pribumi pertama di Indonesia dan telah banyak mengabadikan momen-momen yang berkaitan dengan warisan bangsa. Sebut saja foto-foto tentang budaya jawa dalam buku yang berjudul In den Kedaton te Jogyakarta, foto-foto Candi Loro Jonggrang yang digunakan untuk kepentingan penelitian monumen kuno peninggalan zaman Hindu-Jawa dan foto-foto Candi Borobudur yang pada saat itu dasar tersembunyi candi tersebut baru saja ditemukan. Karya-karya foto Cephas pun kini menjadi jejak visual yang menjadi aset abadi bangsa kita.
Dengan melihat itu, agaknya sudah menjadi tanggung-jawab kita sebagai warga negara agar wajib memelihara serta menjaga segala warisan bangsa yang telah kita miliki sejak dulu kala. Dengan masuknya batik Indonesia dalam Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diumumkan dalam siaran pers di portal UNESCO pada 30 September 2009 lalu merupakan salah satu prestasi yang patut kita banggakan. Batik pun menjadi bagian dari 76 seni dan tradisi dari 27 negara yang diakui UNESCO dalam daftar warisan budaya tak benda melalui keputusan komite 24 negara yang pada saat itu tengah bersidang di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Oleh karena itu, sudah layak dan sepantasnyalah isu-isu yang mencuatkan tentang keberadaan warisan bangsa Indonesia perlu terus dikumandangkan oleh kita yang mengaku sebagai keturunan Bangsa Indonesia.
Sebagai salah satu wujud kepedulian terhadap Warisan (Kebudayaan) Bangsa Indonesia, PT Pos Indonesia bekerjasama dengan Air Photography Communications mengadakan program fotografi yang diberi nama Pos Indonesia Photo Contest 2009 dengan tema “Melestarikan Warisan Bangsa Yang Terlupakan”.
Karena disiplin fotografi yang salah satunya fungsinya adalah pencitraan, kami meyakini bahwa fotografi merupakan sebuah media komunikasi yang tepat secara visual untuk dapat memberikan sebuah edukasi yang positif kepada masyarakat luas bahwa betapa penting untuk menjaga kelestarian budaya yang telah menjadi warisan bangsa kita. Program ini juga merupakan rangkaian dari program “Fotografi Untuk Bandung 200 Tahun” dan “Helarfest 2009”.
*Tulisan ini diberikan pada saat acara Press Conference program “Pos Indonesia Photo Contest 2009” pada tanggal 23 November 2009 di Café The Palm Bandung.
Bandung, 10 November 2009
Leave a Reply