I'LL FOLLOW THE SUN

Love, Light, Live by galih sedayu

Mencari Sisa-Sisa Kejayaan Bangunan Art Deco Di Bumi Pertiwi

with one comment

Teks : galih sedayu

Architecture has recorded the great ideas of the human race.
Not only every religious symbol, but every human thought has its page in that vast book.
– Victor Hugo –

Indonesia sudah sepatutnya menyadari bahwasanya sejak dulu kala negara nan elok dengan hamparan alam yang terbentang luas ini telah menjadi magnet hidup dan tempat pilihan bagi persinggahan bangsa-bangsa dari seluruh pelosok dunia. Itu sebabnya Tanah Air kita memiliki berbagai warisan sejarah dan budaya yang dibawa oleh masyarakat dunia luas, yang kemudian diterapkan dalam segala bidang termasuk arsitektur. Karenanya bangsa kita hingga saat ini masih memiliki bukti kehadiran fisik sebuah peradaban arsitektur dunia, dimana salah satunya adalah gaya Arsitektur Art Deco.

Sejarah mencatat bahwa nama Art Deco untuk pertama kalinya muncul pada tahun 1966 dalam sebuah katalog yang dikeluarkan pada sebuah pameran dengan tema  “Les Années 25” oleh Musee des Arts Décoratifs di Paris. Pameran ini sendiri digelar untuk meninjau kembali pameran internasional bertajuk “I’Expositioan Internationale des Arts Decoratifs et Industriels Modernes” yang telah diselenggarakan pada tahun 1925 di Paris. Setelah itu nama Art Deco semakin berkibar terlebih ketika Sejarahwan dan Jurnalis asal Inggris, Bevis Hillier mengeluarkan sebuah buku berjudul “Art Deco of the 20s and 30s ” yang diterbitkan oleh Studio Vista di Amerika pada tahun 1968.

Pada tahun-tahun berikutnya, pameran di paris ini ternyata berpengaruh pada perkembangan dunia arsitektur dan seni. Tidak saja di Eropa, melainkan di berbagai wilayah dunia seperti Amerika, Australia, New Zealand dan Asia termasuk di Indonesia kala jaman pemerintahan Kolonial Belanda. Sehingga perkembangan Arsitektur Art Deco di Indonesia tentunya tidak bisa lepas dari peran dan andil besar para Arsitek Belanda. Diantaranya tercatat nama-nama besar seperti Prof.Ir. Charles Proper Wolff Schoemaker yang merancang bangunan bersejarah Vila Isola Bandung dengan pola garis-garis lengkung dan bentuk silindernya.  Tercatat pula nama Albert Frederik Aalbers yang merancang Vila Tiga Warna Bandung dan sejumlah bangunan Art Deco yang lain. Hanya saja sangat disayangkan bahwa hingga saat ini kita belum memiliki database visual yang lengkap perihal bangunan Art Deco di Indonesia. Sementara itu pula tidak sedikit sejumlah bangunan lama Art Deco yang ada di tanah air secara perlahan sirna karena sudah tidak terawat ataupun sengaja dimusnahkan demi munculnya bangunan modern lain yang didirikan tanpa sama sekali memperhatikan hal sejarah.

Tentunya keberadaan fisik perihal sisa-sisa bangunan Art Deco yang sangat bersejarah bagi bangsa ini perlu dilestarikan dengan berbagai upaya yang ada. Langkah awal dan tindakan kecil yang perlu dilakukan salah satunya adalah pengarsipan visual mengenai keberadaan bangunan Art Deco yang masih berpijak tegar di bumi pertiwi ini. Karena alasan-alasan itulah Grand Royal Panghegar dan air foto network menggagas sebuah program yang bernama “Save Our Heritage”. Program Save Our Heritage ini sejatinya bertujuan untuk mengumpulkan informasi visual tentang bangunan Art Deco di Indonesia yang didapat melalui Kompetisi Fotografi Nasional. Kompetisi ini dibagi ke dalam 2 buah kategori yaitu Art Deco Building in Indonesia Photo Contest dan Art Deco Building at Grand Royal Panghegar Photo Contest.

Melalui program kompetisi foto ini, sekitar 849 karya foto berhasil dijaring dari seluruh peserta di Indonesia. Selanjutnya 50 karya foto terbaik dapat kita lihat dalam sebuah Pameran Foto bertajuk “Save Our Heritage”, yang menggambarkan rekaman-rekaman beku tentang kondisi fisik dan cuplikan nyata perihal bangunan Art Deco di Tanah Air. Pameran ini setidaknya dapat menciptakan jejak kecil berupa arsip visual yang seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi untuk melacak kembali sisa-sisa kejayaan Art Deco di Indonesia serta dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran visual bagi anak-anak generasi kini maupun yang akan datang. Karena walau bagaimanapun cita-cita dan harapan besar yang diusung oleh sebuah bangsa setidaknya dapat dimulai dengan tindakan-tindakan kecil yang dilakukan secara konsisten dengan cara yang benar. Oleh karena itu kami memiliki harapan bahwa fotografi dapat dijadikan sebagai medium kesadaran bersama bagi masyarakat yang memiliki mata dan hati untuk melihat, merenung dan mengambil sikap demi menghargai karya-karya besar yang telah diciptakan oleh manusia dalam kurun waktu yang panjang, yang telah ditorehkan pada dinding peradaban dunia arsitektur di Bumi Pertiwi yang kita miliki.

*Tulisan ini dibuat sebagai kata pengantar Pameran Fotografi “Save Our Heritage” (Art Deco Building in Indonesia) yang berlangsung dari tanggal 21 November 2011 s/d 30 November 2011 di Grand Royal Panghegar, Jalan Merdeka No 2 Bandung.

Bandung, 13 November 2011

Written by Admin

November 12, 2011 at 4:48 am

One Response

Subscribe to comments with RSS.

  1. […] TULISAN PENGANTAR PAMERAN FOTO “Mencari Sisa-Sisa Kejayaan Bangunan Art Deco di Bumi Pertiwi”. (http://fotografius.wordpress.com/2011/11/12/mencari-sisa-sisa-kejayaan-bangunan-art-deco-di-bumi-per…) […]


Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: