I'LL FOLLOW THE SUN

Love, Light, Live by galih sedayu

KehendakMu, Karuniaku

with 51 comments

Teks & Foto : galih sedayu

Teruntuk Kedua Putri Kembarku…
Ancilla Trima Sedayu & Eufrasia Tara Sedayu

24 Agustus 2010…tengah malam

Seorang pria bermimpi. Sedang mengendarai mobil jeep hitamnya. Tiba-tiba matanya terbuka lebar dari yang tadinya gelap gulita. Dan mimpi itu pun berhenti.

25 Agustus 2010…tengah malam

Seorang pria bermimpi. Sedang memangku kedua anaknya yang masih kecil. Sambil memandang kedua mata anaknya yang sembab. Entah kenapa. Tiba- tiba pria tersebut mencari salah satu anaknya yang hilang ketika dipangku. Dan mimpi itu pun berhenti.

31 Agustus 2010 pukul 05.30 wib

Pecah ketuban…memanggil dokter…bergegas ke rumah sakit…observasi di ruang transit…menunggu saat kelahiran…

31 Agustus 2010…..19.55, 20.07, 20.13, 20.20, 20.37, 20.55, 21.03, 21.07, 21.23, 21.30, 21.37, 21.50, 22.03, 22.12, 22.26, 23.48, 23.55, 1 September 2010…..00.03, 00.11, 00.19, 00.28, 00.50, 00.55, 01.03, 01.12, 01.21, 01.28, 01.43.

Setelah itu waktu dalam menit dan detik kontraksi yang dialami oleh seorang ibu yang tengah mengandung kedua anak kembarnya tak lagi tercatat. Beberapa perawat rumah sakit yang biasa dipanggil dengan sebutan suster terlihat sibuk memeriksa kandungan sang ibu dengan hati-hati. Hingga akhirnya tiba seorang dokter dengan paras wajah yang sudah berumur. Rambutnya kelihatan memutih namun raut mukanya nampak masih segar meski waktu sudah hampir subuh. Namanya Dokter Pories. Dokter Pories bergegas memasuki ruangan persalinan dan segera mengambil alih kontrol yang tadinya diembankan kepada para suster. Sekitar waktu sepeminuman teh kemudian, terdengarlah bunyi tarikan napas yang terengah-engah, suara jerit kesakitan & raungan tangis keras seorang ibu yang sedang berjuang melahirkan dua bayi kembarnya ke bumi. Waktunya 03.57 wib, saat bayi perempuan prematur pertama keluar dari perut besar sang ibu. Seketika itu pula bayi tersebut menangis dengan nyaring bak membelah bumi. Tubuhnya kelihatan segar dengan kulitnya yang berwarna merah meski beratnya hanya 1,5 kg. Dokter pun langsung menggunting tali pusar bayi itu dan menyerahkan tubuh mungilnya kepada suster sembari memegang kedua ujung kaki kecil bayi itu di atas ranjang melawan gravitasi. Para suster langsung membersihkan tubuh bayi dan dengan cekatan membawa bayi pertama itu ke ruang perawatan. Selang tujuh menit kemudian tepatnya pukul 04.04 wib, bayi perempuan kedua menyusul kakak nya keluar dari rahim sang ibu menuju peraduan dunia. Berbeda dengan bayi pertama, bayi ini kelihatan lemah tak berdaya, tubuhnya pucat pasi & tak ada tangisan satupun yang keluar dari mulutnya. Beratnya hanya mencapai 1,1 kg. Bayi ini pun lantas mendapat penanganan yang sama seperti bayi pertama. Barulah kemudian terdengar helaan nafas yang lega dari dokter, suster & ibunda dari sang ibu yang baru saja mengalami proses keajaiban melahirkan. Inilah kisah kelahiran dua anak manusia yang diberi nama “Ancilla Trima Sedayu & Eufrasia Tara Sedayu” yang lahir tepat pada tanggal 1september 2010. Dimana nama Trima dan Tara merupakan anonim dari kalimat “Terimakasih Tak Terhingga” sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Sang Pencipta. Mereka adalah putri kembar pertama pasangan orang tua yang bernama Galih Sedayu & Christine Listya. Tetapi ceritanya tidak berakhir sampai di sini.

Oleh karena kedua bayi perempuan kembar ini lahir prematur serta berat tubuh mereka belum mencukupi berat tubuh rata-rata bayi lahir (yaitu sekitar 2-2,5 kg), maka kedua bayi mungil ini terpaksa harus masuk ke ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Sebuah ruangan yang membuat cemas & gelisah sebagian besar orang tua bayi karena di ruang inilah para bayi mereka bertarung melawan hidup dan mati. Termasuk kedua orang tua bayi kembar “cilla & eufra”, begitu nama panggilan dua bayi mungil tersebut. Dokter yang menangani kedua bayi di ruang NICU bukanlah dokter kandungan melainkan seorang dokter anak. Sampai sini Dokter Kelly yang menggantikan tugas Dokter Pories. Baik cilla & eufra terpaksa masuk inkubator dan dipasangkan sebuah alat bantu pernafasan (ventilator) karena paru-paru dan jantung mereka masih sangat lemah.

Masih tanggal 1 September 2010 sekitar jam 09.00 wib, ayah kandung cilla & eufra pulang ke rumah sambil membawa ari-ari dan tali pusar mereka. Kemudian ia mencucinya hingga bersih di air yang mengalir, menaruhnya ke dalam kendi yang disatukan dengan benda-benda yang merupakan simbol doa & harapan baik bagi masa depan kedua bayi kembar tersebut. Bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, asam, garam dan lengkuas agar kelak mereka pandai memasak. Sebatang pensil yang diraut agar kelak mereka menjadi orang pintar. Cermin & sisir kecil agar kelak mereka dapat mengurus diri. Benang & Jarum agar kelak mereka memiliki ketrampilan. Uang Receh agar kelak mereka pandai mengatur keuangan. Setelah itu ayah cilla & eufra mengucap doa & harapannya bagi masa depan anak kembarnya sembari memegang sepotong lidi. Kemudian kendi tersebut dikubur di halaman depan rumah, ditutup dengan ember yang di dalamnya dipasangi lampu agar hangat serta meletakkan bubur merah-putih sebagai perlambang menolak bala. Selesai sudah ritual paska kelahiran adat jawa yang sarat dengan makna tersebut.

Sudah dua hari ayah cilla & eufra tidak cukup tidur karena menemani istri tercintanya yang baru saja melahirkan. Matanya pun menjadi berat karena rasa kantuk yang luar biasa. Ingin sekali rasanya ia membantingkan badan ke ranjang. Tapi keinginan itu berubah seketika. Tiba-tiba suster rumah sakit menelpon sang ayah untuk segera kembali ke rumah sakit. Kontan saja sang ayah langsung menginjak pedal gas mobilnya dalam-dalam menuju rumah sakit. Sang ayah ternyata lupa bahwa jalan-jalan di Kota Bandung saat itu sering kali mengalami kemacetan karena pada akhir bulan puasa aktivitas kendaraan bermotor meningkat. Cuaca yang terik dan panas akhirnya membuat ayah cilla & eufra menyetir dengan terkantuk-kantuk. Hingga akhirnya sang ayah berhasil keluar dari kemacetan itu dan segera menancap kembali gas mobilnya di sepanjang jalan dago.  Selang beberapa saat tiba-tiba terdengar suara benturan keras di depan mobilnya. Sang ayah terbangun dan matanya langsung terbelalak menatap apa yang telah terjadi. Seperti baru tersadar dari sebuah mimpi, ternyata mobil ayah cilla & eufra menabrak mobil lain di depannya. Mobil sang ayah tidak dapat bergerak karena rusak. Ia langsung turun dan menghampiri pengemudi mobil yang ditabraknya. Pengemudi mobil tersebut seorang anak muda yang sangat baik, tenang dan murah senyum, namanya “acuang”. Sang ayah meminta maaf kepadanya karena mengantuk hingga menabrak mobilnya lalu menceritakan segala hal yang telah menimpa dirinya. Ayah cilla & eufra kemudian menelpon para sahabatnya yaitu ulis, rani & ayi untuk meminta tolong dan segera mengurus kejadian naas ini. Kemudian sang ayah pun melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit dengan mengunakan angkutan umum. Sambil berpikir & menerawang jauh bahwa ternyata kejadian ini pernah ada dalam mimpinya sekitar seminggu yang lalu. Firasat ayah cilla & eufra pun bertanya, apakah arti kejadian ini? Sepertinya akan ada peristiwa besar yang akan dialami olehnya.

Sesampainya di rumah sakit, ayah cilla & eufra mendapat kabar bahwa Dokter mendiagnosa Cilla, bayi kembar pertama untuk segera dibuang darahnya karena kelebihan hemoglobin (26 hb). Sementara Eufra, bayi kembar kedua diminta untuk segera dilakukan transfusi darah karena kekurangan hemoglobin (5 hb). Pasalnya, proses tersebut dapat segera dilakukan bila kondisi paru-paru dan jantung bayi telah stabil. Selama hampir 27 jam dokter dan para tim medis pun mengupayakan yang terbaik bagi kelangsungan hidup kedua bayi kembar ini. Malang bagi cilla. Agaknya upaya dokter dan timnya untuk bisa menstabilkan kondisi bayi ini tidak membuahkan hasil. Dari mulai memasang segala peralatan medis, memberi obat-obatan hingga mempompa jantung bayi pertama tersebut. Ayah bayi kembar ini pun hanya mampu untuk terus mengucap ratusan doa bercampur sejuta harapan. Kulit bayi yang tadinya merah, berangsur-angsur berubah menjadi biru di sekujur tubuhnya. Perlahan-lahan gelombang kurva yang tertera di layar monitor pun mulai melemah dan makin renggang. Tangan-tangan dokter yang tadinya aktif mempompa jantung bayi pun sepertinya menyerah.

Lonceng ajal pun akhirnya bergema di keheningan ruangan. Tepat hari kamis tanggal 2 September 2010 pukul 06.50 wib, bayi kembar pertama yang bernama “Ancilla Trima Sedayu” dipanggil menghadap Sang Khalik. Ya Tuhan…Tak pernah terduga sebelumnya bahwa seorang bayi mungil yang awal kelahirannya tampak sehat, merah & kuat itu mesti merenggang nyawa dengan begitu cepat. Walaubagaimanapun itu sudah rencanaNYA. Tak ada yang kuasa melawan takdir bila Tuhan sudah meniupkan sangkakalanya. Cilla pergi untuk selamanya. Tangis pun mengalir haru biru dari wajah ayahnya. Sang ayah hanya mampu memandang pilu sambil memegang tangan putri pertamanya. Kemudian sang ayah pun datang ke ruang perawatan tempat istrinya tercinta. Dengan berat hati sang ayah mengabarkan berita kesedihan itu kepada sang ibu yang masih berbaring dan terkulai lemas. Tangis dan air mata pun berderai dari sang ibu. Betapa tidak, setelah sang ibu berjuang sampai titik darah terakhir untuk bisa melahirkan anak kembarnya dan belum lagi sempat melihat putri pertamanya, ia harus menerima kenyataan pahit akan kepergian cilla selama-lamanya. “Kuatkan lah hati mama cilla & eufra Ya Tuhan…”, kata sang ayah dalam hati.

Karena Rumah Sakit hanya dapat menampung bayi yang sudah meninggal maksimal selama 2 jam, sekitar pukul 10.00 wib jenazah cilla dibawa keluar dari rumah sakit menuju pemakaman. Sebelumnya tubuh cilla dibalut dengan menggunakan baju dan rok berwarna merah muda. Lengkap dengan sarung tangan dan kaus kaki serta topi yang menutup kepalanya. Sang ayah pun bergumam, “Ah..betapa cantik dan lucunya cilla”. Sang ayah tampak bersikeras untuk tidak mau memasukannya jenazah cilla ke dalam peti mati kecil yang telah disediakan. Ia lebih memilih untuk menggendong cilla dalam dekapannya sendiri dan kemudian masuk ke dalam mobil ambulans yang membawa mereka ke tempat pemakaman. Di bawah pohon yang rindang jenazah cilla akhirnya dimakamkan. Sebuah tempat yang teduh, tenang dan menyatu dengan alam. Cilla dimakamkan dalam keadaan yang suci, bersih dan tanpa noda dosa. “Selamat jalan cilla. Tak akan pernah sekalipun dalam hidupku untuk melupakan engkau…nak. Hiduplah jiwamu dalam damai di surga. Cinta ayah akan selalu menyala terang bagai cahaya di dalam kegelapan. Untaian doa akan selalu ayah hamparkan untukmu. Sekarang dan selamanya.”, kata sang ayah dalam doanya.

Saat ini eufra, adik perempuan kembar dari cilla masih dirawat di ruang NICU rumah sakit boromeus bandung. Kondisinya sudah stabil meski masih harus menggunakan alat bantu pernafasan. Setiap hari ayah & mama eufra selalu menemaninya dalam ruangan yang penuh dengan peralatan medis. Menyapa eufra dengan hangat, memberikan sentuhan lembut dan membisikkan kata-kata kasih yang terus berulang.

Lalu mereka mengucap sebuah doa dalam keheningan bagi kedua putri kembarnya,

Ya Tuhan…

Kami berdoa bagi cilla…

Terimakasih karena Engkau telah memberikan sebuah negeri yang damai bagi cilla…

Terimakasih karena Engkau telah menunjukkan jalan yang lurus bagi cilla…

Terimakasih karena Engkau telah menerangi obor bagi cilla…

Terimakasih karena Engkau telah menanamkan pohon keabadian bagi cilla…

Terimakasih karena Engkau telah menjadikan kesucian bagi cilla…

Ya Tuhan…

Kami berdoa bagi eufra…

Terimakasih karena Engkau selalu mencurahkan air kesembuhan bagi eufra…

Terimakasih karena Engkau selalu mengobarkan api kekuatan bagi pertumbuhan eufra…

Terimakasih karena Engkau selalu mengkaruniakan kasih yang besar bagi eufra…

Terimakasih karena Engkau selalu meniupkan nafas ilahi bagi eufra…

Terimakasih karena Engkau selalu menyediakan harapan kehidupan bagi eufra…

Ya Tuhan…

Terimakasih karena menghadirkan cilla & eufra dalam hidup kami.

Rindu kami hanya untuk mereka.

Amin.

Sekelumit kisah bahagia dan tragedi ini dihadirkan kembali dalam bentuk citra foto yang direkam oleh mata sang ayah. Sederhana dan jujur apa adanya. Mesti terkadang hati sang ayah tak kuasa untuk menekan tombol ‘shutter’ kamera. Tetapi walaubagaimanapun jari sang ayah tetap mengabadikan adegan-adegan yang kerap menyedot energi dan pikirannya. Dengan secercah asa bahwa imaji-imaji visual itu kelak dapat menjadi simbol cinta dan harapan bagi manusia yang melihatnya. Bahwa peristiwa tersebut adalah nyata terjadi dan sangat dekat dengan kehidupan manusia. Sementara fotografi menjadi saksi bisu yang terus bersuara kepada dunia tanpa lelah. Yang terus menuturkan dongeng sukacita & dukalara yang saling merajut cerita. Tentunya demi kelangsungan peradaban manusia yang terus bergerak seperti angin, berubah seperti malam berganti siang serta mengalir seperti sungai-sungai di planet bumi. Dalam nama cinta dan kerinduan yang tak pernah lekang dimakan waktu.

Bandung, 1 September 2010

ancilla

ancilla

Copyright (c) 2010 by galih sedayu & Ruli Suryono
All right reserved. No part of this writting & pictures may be reproduced in any form or by any means, electronic or mechanical including photocopy, recording or any another information storage and retrieval system, without prior permission in writing from photographers.

51 Responses

Subscribe to comments with RSS.

  1. turut berduka semoga,yg satu ini menjadi harapan dan kebanggaan keluarga,tuhan memberkati

    franky

    September 7, 2010 at 2:09 pm

  2. Cilla telah kembali ke pangkuan cinta Penciptanya. Kita antarkan dengan doa. Kita kenang dengan cinta. Saya turut sungkawa.

    Semoga Eufrasia segera sehat dan tumbuh menjadi mutiara kehidupan bagi orangtuanya dan dunia.

    Eki

    September 7, 2010 at 2:44 pm

  3. Turut berduka cita atas kepergian Cilla kembali ke surga.. Selalu kami doakan agar Eufra dapat selalu menjadi cahaya bagi keluarga Galih..

    donny cessar nurhan

    September 7, 2010 at 2:48 pm

  4. Aduh, saya sedih sekali lihat foto Silent Noon 😦

    Nia Janiar

    September 7, 2010 at 3:40 pm

  5. Turut berduka ke atas pemergiaan dia ke Surga.
    Moga kamu menjadi tabah dan redha ke atasNya.

    Salam dari Kuala Lumpur,

    Adli Ghazali.

    Adli Ghazali

    September 7, 2010 at 3:44 pm

  6. Indeed father has a greatest plan for dear Cilla

    broury

    September 7, 2010 at 4:06 pm

  7. turut berduka mas… saya merasakan kepedihan seorg ayah, bagaimanapun ini rencana Tuhan, kita sebagai orang tua hanya bisa tabah dan tawakal.. GBU

    albert wirawan

    September 7, 2010 at 5:12 pm

  8. Semoga bahagia dalam pelukan Gusti Allah…

    Tubagus P. Svarajati

    September 8, 2010 at 6:23 am

  9. aku terharu sekali gal aku Turut berduka untuk anakmu cilla dan selamat datang untuk Eufrasia semoga menjadi anak yang sehat dan pintar..sayang mama papa..untuk galih dan istri selamat menjadi orang tua baru.Tabah sabar dan yakin Tuhan selalu punya rencana lebih baik ….Syalom…GBU

    dewi.angreani

    September 8, 2010 at 9:12 am

  10. Turut berdukacita, saya pun pernah merasakan pahitnya kehilangan seorang janin berusia 4 bulan. Memang pengalaman yang sangat pahit, tapi saya termasuk yg beruntung, karena anak pertama saya tumbuh sehat dan normal.

    Boedi Wiyarno

    September 8, 2010 at 11:16 am

  11. Turut berduka ti…..

    dari foto” nya cerita lebih kerasa ti….!!

    * moga” anak u yang satunya akan membawa berkat & rejeQ bagi u sekeluarga TI & mas GALUh….

    nb: sorry ti gwa ga datang..
    obet

    obet

    September 8, 2010 at 1:35 pm

  12. Sebuah Tulisan yang menarik yang merupakan sebuah refleksi dalam kehidupan.. walaupun singkat namun selalu memberikan makna yang dalam dan akan selalu menjadi sebuah kenangan karena merupakan anugerah Tuhan yang agung..

    Anccila kini telah berbahagia bersama Bapa di surga dan menjadi malaikatnya yang suci di surga,,, ia akan selalu bersama dalam kehidupan kita….

    Selalu Kuat dan percaya akan janjiNya yang indah,

    Doaku untuk Cilla, dan
    untuk tya dan Galuh juga eufrasia, selalu kuat dan Tuhan senantiasa menyertai setiap langkah kalian…

    Tuhan memberkati

    Stefanus setyo

    September 9, 2010 at 1:08 am

  13. Tuhan..yang memberi dia yang berhak mengambilnya kembali…percayalah walau berat ini sdh menjadi kehendaknya..Tuhan Berkati

    Edison Paulus

    September 9, 2010 at 1:16 am

  14. turut berduka cita, yang sabar ya mas galih…

    wira

    September 9, 2010 at 1:30 am

  15. Turut berduka atas meninggalnya ancilla…semoga kelak di surga dapat berjumpa lagi.. Dan menjemput kedua orangtuanya dengan senyum indahnya…aamiin

    linda

    September 9, 2010 at 1:31 am

  16. Turut Berduka Cita…Doa kita untuk Cilla, semoga jadi Jalan Berkat menuju Surga……

    Ivan

    September 9, 2010 at 2:33 am

  17. Duka cita mendalam dari hati seorang ibu atas kepergian Cilla..

    Ayah&Mama Cilla,
    semoga tabah dan kuat merelakan Cilla kembali ke pangkuannya.

    Eufra.. gotta be strong my dear..

    Cilla.. We’ll see you in heaven

    mia d sjahir

    September 9, 2010 at 2:55 am

  18. Tuhan memberikan 2 jiwa dalam rahim…satu jiwa pergi…tergantikan 1 jiwa lain…semua pasti terbaik untuk kita…

    rachmat fajar

    September 9, 2010 at 3:49 am

  19. kebahagian, smangat, harapan, doa dengan visual indah yang berduka.
    Visual yg abadi setiap melihatnya.
    turut berduka bang.

    donny

    September 9, 2010 at 4:09 am

  20. semoga alam semesta, memberikan cinta, energi, cahaya, dan kebaikannya bagi kesemubuhan anak anda..dan semoga Cilla, mendapat kehidupan yang lebih baik setelah hari itu…namaste..

    ester

    September 9, 2010 at 4:14 am

  21. Turut berduka cita kang galih… mudah mudahan Tara mah sehat..

    Danilotte

    September 9, 2010 at 4:18 am

  22. Kami ikut berdukacita …
    Semoga Tuhan memberikan kebahagiaan dan kedamaian baginya di surga …

    Dibyo Gahari

    September 9, 2010 at 4:42 am

  23. Turut berduka cita atas meninggalnya ancilla…dia telah berjuang dengan keras namun semuanya telah kembali kepada Bapa di Surga…dia telah tenang dan damai.

    sehat selalu buat mas galih sekeluarga

    wisnu

    September 9, 2010 at 5:15 am

  24. Turut berduka yang sangat mendalam..
    Tidak bisa berkata-kata…
    Hanya doa di dalam hati keluarga besar Sedayu.
    Semoga selalu dirahmati Tuhan.
    Amien..

    Myke Jeanneta

    September 9, 2010 at 6:21 am

  25. Mas galih.. Tya.. Aku ikut berduka yg sedalam2nya.. Bingung harus ngmg apa.. Bingung ngungkapinnya gmn.. Tapi aku sedih bgt begitu denger kabar.. Kuat ya mas galih.. Tya jg kuat ya sayang..

    Nyssa Jualim

    September 9, 2010 at 6:35 am

  26. speechless … yang tabah Kang …

    Rizal Dharma

    September 9, 2010 at 6:40 am

  27. Turut berduka cita buat mas Galih sekeluarga… semoga Tuhan selalu memberikan kekuatan buat Mas Galih dan Keluarga… Hanya doa yg dapat kami hantarkan… Tuhan Memberkati…

    Filipus Suwandono

    September 9, 2010 at 7:59 am

  28. Wow……… (Spechless)

    Oki Faisal GI

    September 9, 2010 at 9:29 am

  29. Rencana Tuhan slalu indah pada waktunya……..God Bless U, Brother………….

    Darwin

    September 9, 2010 at 12:35 pm

  30. Bagus Kang,

    Turut berbelasungkawa….

    Btw, ada frame dengan pesan gambar dan pesan yang berulang.

    Salam
    Feri

    Feri Latief

    September 9, 2010 at 6:56 pm

  31. Yang tabah ya kang Galih n Tia,semoga cilla diterima disisiNya.Kami turut mendoakan buat kesehatan Eufra n Tia. Semoga cilla dapat menjadi sumber kebahagiaan dan penerang dlm kelg ya…..we love u (Yayan, Neni dan Cello Dharma Badrika)
    GBU

    neni purba

    September 10, 2010 at 11:59 am

  32. Turut berduka buat Cilla,

    Semoga Eufra bisa menyinari hati kedua orang tuanya..

    Be tough, brother

    Gustar Mono

    September 10, 2010 at 1:33 pm

  33. To: Galih & Christine

    Turut Berduka Cita, Tuhan telah menyiapkan tempat terindah untuk Ananda tercinta. Apa yg Tuhan rencanakan pasti yg terbaik…..

    Tuhan berikan penghiburan dan kekuatan untuk seluruh keluarga, GBU!

    Frm: Kel. Irwan K Tanusondjaja

    Irwan K Tanusondjaja

    September 11, 2010 at 10:12 am

  34. Turut beduka sedalam2nya Pak Galih
    Semoga Pak Galih beserta keluarga diberikan kekuatan & ketabahan
    Amin

    Cilla sudah mendapatkan kedamaian yang kekal bersama-Nya
    Perjuangan Eufra menjadi semangat bagi kita semua..

    Tegar Widya Laksono

    September 12, 2010 at 5:57 am

  35. Kisah & foto-foto yang sangat menyentuh..Tya, Galih..semuanya akan indah pada saatnya..Tetap berdoa & berusaha ya..Doa ibu & keluarga serta seluruh keluarga Lingkungan Pasir Asri untuk kesembuhan Efra..

    M.A Dwi Rini Susanti

    September 13, 2010 at 7:15 am

  36. turut belasungkawa Gal … semoga menjadi yang terbaik buat semua …

    irsan

    September 14, 2010 at 6:04 am

  37. Doa tiada henti untuk Cilla n Eufra….

    Intan

    September 15, 2010 at 2:59 am

  38. Turut berdukacita untuk mas Galih dan mba Christine,,
    Sebaai manusia biasa kita hanya dapat mengambil hikmah dari dibalik semua kejadian ini,,
    Semoga kelak Cilla menjadi malaikat penolong di surga dan eufra terus berjuang untuk hidup dan menjadi anak yang membanggakan kedua orang tuanya, amin,,

    Rani (KPS-378)

    September 15, 2010 at 6:39 am

  39. Tya, sy tahu km org yang kuat sejak saya mengenal km
    doa saya dan komunitas sy selalu meyertai kamu dan sekeluarga

    Rencana Tuhan Selalu indah
    mungkin kita manusia tidak mampu mengerti rencana itu
    Cilla sedang menari2 di tempat yang indah di sana bersama ayah saya, dan pasti Cilla sudah bertemu dengan Yesus dan Digendong terus sm Bunda Maria karena Cilla lucu bgt…
    GBU Tya dan Familinya

    Fr. Ferdinand No Me Ames

    September 15, 2010 at 6:55 am

  40. Galih dan Tya,
    turut berduka cita ya..

    Tantyo

    September 17, 2010 at 6:55 am

  41. turut berduka cita yg sedalam-dalamnya .. “Manusia hanya sanggup berusaha, Allah-lah yg tentukan hasilnya”

    Fadliansyah

    September 17, 2010 at 6:35 pm

  42. nice photo shot even u in a deepest sad heart…sorry to read that story..so inspiring me that i have to be a good dad and husband..keep shoot every single moment ok…

    regards,
    sandy temennya tawang

    sandy sandhyar

    September 22, 2010 at 6:04 am

  43. eufra pasti kuat, seperti ibunya 🙂

    chacha

    September 26, 2010 at 2:59 am

  44. perjuangan yg luar biasa, go go ef go go..

    ephe

    September 30, 2010 at 3:49 am

  45. so sad to read your story mas.. turut berduka cita.. ak pernah merasakan hal yang sama kehilangan seseorang yg kita cinta… yang tabah ya mas sama mba…JBU..

    Maria Julianti

    October 8, 2010 at 8:14 am

  46. Dear Mas Galih Sedayu & Mbak Christine Listya

    Kami menghaturkan turut berduka cita atas berpulangnya ananda Cilla ke hadapan Sang BAPA. Dia yang empunya hidup kita, menghendaki sesuatu yang terbaik bagi Cilla. Semoga Cilla hidup damai dan tentram disisi-NYA. Cinta kalian akan abadi bersama kepergian Cilla dan semoga Eufra tumbuh menjadi panutan bagi kedua orangtuanya, bangsa terlebih di hadapan TUHAN.
    May God bless you with love, happiness, joy, peace, health and proeerity for the rest of your life. Very touching story and the photos are explain every feeling and love that you have for your family.

    Our warmest regards,
    Sri and family
    From Brunei.

    Sri De Jesus

    March 21, 2011 at 9:34 am

    • Terimakasih atas doa dan ucapannya.
      Saat ini eufrasia sudah tumbuh besar dan sehat.
      Badai telah berlalu dan kini datang musim semi dalam kehidupan kami. Salam.

      Admin & Editor

      March 21, 2011 at 2:59 pm

  47. it’s amazing true story, kang
    (speecless,…)

    donny satria handono warih

    April 29, 2011 at 3:28 pm

  48. mengharukan..
    kalian begitu tegar..

    umme sunjaya

    January 16, 2012 at 11:22 pm


Leave a reply to Danilotte Cancel reply