I'LL FOLLOW THE SUN

Love, Light, Live by galih sedayu

sedikit mata & harapan untuk alam

leave a comment »

oleh galih sedayu

Sejauh mata kita memandang terhadap apa yang tengah menimpa lingkungan kita saat ini, rasanya kehancuran menjadi sedekat mata kita menatap terhadap apa yang sebenarnya terjadi pada alam tempat manusia berpijak. Hampir setiap hari kita disuguhi oleh berbagai berita tentang peristiwa yang mengenaskan akibat ketidakseimbangan alam dan lingkungan. Di Kota Bandung misalnya. Menginjak usia Kota Bandung yang ke-200 tahun pada bulan september 2010 ini, Kota ini hampir setiap harinya diguyur hujan lebat, hujan angin & hujan petir. Akibatnya sudah pasti. Banjir, tanah longsor, pohon-pohon besar yang tumbang, kecelakaan lalu-lintas pun datang menjemput dengan arogan. Agaknya semuanya itu menjadi sebuah karma tersendiri bagi kita karena bencana tersebut ada akibat perbuatan manusia yang tak pernah berhenti merusak lingkungannya.

Fotografi yang hadir pada tahun 1839 silam dapat menjadi sebuah alternatif media bagi kita yang ingin mengumandangkan kepedulian mengenai lingkungan hidup. Dengan kemampuan fotografi yang dapat ‘mencitrakan’ & ‘memberi pesan’, kita memiliki harapan untuk menyampaikan informasi tentang kepedulian lingkungan melalui gambar. Sebagai contoh, kita patut bersyukur kepada Kelompok asal Kota Bandung yaitu Wanadri & Rumah Nusantara yang menggagas pembuatan buku “Garis Depan Nusantara” yaitu sebuah ekspedisi untuk memetakan sejumlah pulau terluar di Indonesia. Dimana  buku tersebut berisi tentang tulisan serta foto pulau-pulau yang menjadi garda depan negara Indonesia yang bukan tidak mungkin suatu saat akan tenggelam akibat meningkatnya permukaan air laut sebagai salah satu dampak pemanasan global. Tujuannya tak lain adalah agar kita lebih peduli dan mau berbuat sesuatu meski kecil bagi lingkungan & alam Indonesia. Meski kelompok Wanadri & Rumah Nusantara tersebut terdiri dari orang-orang gunung, tetapi latar belakang tersebut tidak mempengaruhi semangat mereka untuk mengarungi samudra dan menjadi orang-orang maritim. Tentunya demi sebuah harapan dan optimisme akan keberlangsungan alam Indonesia.

Karena hakekat sejati sebuah foto adalah cermin visual dari segala peristiwa maka dari itu fotografi dapat menjadi alat komunikasi visual kepada masyarakat untuk melakukan perubahan. Sesungguhnya kita perlu menyadari bahwa melakukan hal yang sama setiap hari tidak akan memberikan hasil yang baru. Untuk mengubah hasil yang ingin kita peroleh, kita harus mengubah hal-hal yang kita lakukan. Dan perlu diingat pula bahwa setiap kali kita menghindari untuk melakukan hal yang benar, sebenarnya kita memberi bahan bakar bagi kebiasaan untuk melakukan hal yang salah. Untuk itu alangkah lebih bijak, terutama bagi masyarakat fotografi untuk terus menyampaikan sebuah demontrasi hening melalui gambar dan imaji yang terekam melalui lensa kamera sebagai bentuk kampanye visual. Meski mungkin itu tak akan pernah cukup, tetapi bagaimanapun nyala lilin harus terus bersinar dalam gelapnya sebuah peradaban.

*Tulisan ini diberikan pada saat “Seminar Fotografi Lingkungan Hidup” yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tanggal 19 Februari 2010 di Aula Barat ITB.

@galihsedayu | bandung, 20 februari 2010

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: