I'LL FOLLOW THE SUN

Love, Light, Live by galih sedayu

Posts Tagged ‘Wonderful Indonesia

Bernyanyi & Bersorak-sorai Di Hutan Bambu Cijaringao | Wonderful Indonesia Music Festival, 22 Juli 2018

leave a comment »

Teks : galih sedayu | Fotografi : galih sedayu & Air Foto Network

Hidup memang penuh kejutan. Kadang ada saja tanggung-jawab tak terduga menghampiri hingga akhirnya kita tak punya pilihan selain menerima dan menghadapinya. Singkat cerita, dalam waktu 3 hari saya beserta tim diminta bantuan oleh Kementrian Pariwisata Republik Indonesia untuk menggelar sebuah Festival Musik yang konon memiliki skala Internasional bertempat di Cijaringao, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Meski saya telah punya pengalaman untuk menjadi seorang sutradara dari berbagai festival tingkat internasional, namun tetap saja waktu yang terlalu singkat ini terasa bagai mimpi dan menjadi tantangan tersendiri. Apalagi saya tidak tahu menahu mengenai proses awal yang mendasari mengapa festival ini dihadirkan. Barangkali bagi teman-teman yang membantu, kegiatan ini mesti terjadi dengan alasan demi menjaga nama baik Bandung, atau demi nama baik Jawa Barat, atau bahkan demi nama baik Indonesia. Namun bagi saya alasan paling masuk akal untuk melakukan ini semua adalah karena atas dasar persahabatan & demi kecintaan saya terhadap kreativitas.

Suka duka dalam menjalani segala peristiwa ini saya lalui bersama sahabat saya Kang Taufik Hidayat Udjo selaku pemilik tempat dan penanggungjawab acara, Kang Ismet Ruchimat selaku ketua panitia acara, serta Kang Syarif Maulana yang membantu pertunjukkan musik di acara tersebut. Dari mulai urusan perizinan, koordinasi dengan warga, vendor panggung & sound system, dekorasi, konsumsi, promosi, tamu undangan, hingga menyiapkan tempat di kawasan Hutan Bambu Cijaringao. Beruntung banyak sahabat baik yang membantu seperti Kang Rosid, seniman lukis yang menyiapkan pernak-pernik dekorasi seperti bebegig sawah, dulang, dan perlengkapan tradisional lain yang diharapkan mampu melahirkan nuansa kearifan lokal. Lalu Kang Cepi Suhendar, pemuda dari Karang Taruna di Kampung Cijaringao, yang membantu untuk menggerakkan warganya untuk mengelola area parkir, kuliner tradisional serta keamanan. Belum lagi kebaikan Kang Ismet Ruchimat yang begitu sabar dan tenang dalam menjalankan tugasnya sebagai ketua panitia dan telah mempersembahkan pertunjukkan musik bersama SambaSunda yang begitu sangat memukau dan luar biasa. Ditambah budi baik Kang Taufik Hidayat Udjo yang begitu semangat, begitu totalitas, dan tanpa pamrih dalam mempersiapkan Cijaringao sebagai tempat penyelenggaraan acara festival musik tersebut.

Festival Musik ini diselenggarakan di Cijaringao Hejo Udjo pada hari Minggu tanggal 22 Juli 2018 dari Pukul 13:00 WIB s/d 23:00 WIB. Sejumlah musisi menampilkan suguhan terbaiknya di perhelatan ini dan menjadi pengalaman pertama kali bagi mereka untuk bisa tampil bermusik di area Hutan Bambu Cijaringao. Ada nama Ulle Project, L. Haqeem N Friends, Malire, Trio Bigibas, MaryJane, Ethno Progressive, Mirna, West Java Syndicate, Babenjo, Doel Sumbang dan SambaSunda yang berkolaborasi dengan Patrick Shaw Iversen dan SSJ. Plus acara Talkshow bersama Dewan Kesenian Kota Bandung yang menghadirkan pembicara Rahmat Jabaril, Jae Jalani & Syarif Maulana. Terima kasih Semesta, akhirnya semua peristiwa ini benar-benar terjadi dan telah berakhir. Bagi saya peristiwa ini bukan hanya sekedar Festival Musik namun jauh lebih bermakna. Bahwasanya ini adalah sebuah berita baik perihal bahasa persahabatan yang mampu menyatukan manusia dengan alam. Bagai sebuah kartika di langit yang berseru dalam keheningan hutan.

Cijaringao, 22 Juli 2018

DSCF0196_blog

DSCF0195_blog

DSCF1679

DSCF1596

DSCF1570

DSCF1561

DSCF1681

DSCF1846

DSCF1852

IMG_7339

DSCF1727

IMG_7554

DSCF1821

IMG_7375

IMG_7413

DSC04821

DSC04852

DSCF1809

DSCF1803

DSC04882

IMG_7560

DSCF1821

DSCF1906

DSCF1834

DSCF1920

DSCF2173

DSCF2019

DSCF1937

DSCF2074

DSCF2008

IMG_7912

DSCF2115

DSCF2157

DSCF2160

DSCF2147

IMG_8174

IMG_8238

DSCF2208

IMG_8550

Copyright (c) by galih sedayu
All right reserved. No part of this pictures may be reproduced in any form or by any means, electronic or mechanical including photocopy, recording or any another information storage and retrieval system, without prior permission in writing from photographer.

 

Kolaborasa Merah Putih Di Negeri Pagoda | Wonderful Indonesia Festival | 17-19 November 2017, Bangkok, Thailand

leave a comment »

Teks & Foto / Text & Photographs : galih sedayu

Indonesia adalah sebuah negeri dengan jutaan cerita yang tak akan ada habisnya. Pesonanya begitu memikat hingga ia kerap dijuluki permata khatulistiwa. Ribuan pulau dengan segala keajaiban yang dimilikinya menjadi potensi pariwisata yang sangat berharga di mata dunia. Namun bukan berarti kita hanya berdiam diri dan berleha-leha saja menanti turis asing yang menyambangi tanah air. Menjemput bola kadang menjadi kunci jawaban di tengah pertanyaan mengenai bagaimana mengatasi persaingan yang sengit demi menarik wisatawan datang ke sebuah negara.

Wonderful Indonesia Festival adalah aksi nyata yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia demi meraih kunjungan wisata yang diharapkan. Karena di sanalah hadir berbagai alasan mengapa Indonesia patut untuk dikunjungi, dirasakan & dinikmati. Melalui program promosi yang digagas oleh Kementrian Pariwisata Republik Indonesia, festival ini menjadi salah satu ajang yang mengusung tugas mulia yakni mewartakan berita baik perihal Indonesia kepada dunia.

Negara Thailand yang menyandang sebutan negara gajah putih, merupakan salah satu celah pasar di Asia Tenggara yang disasar oleh Indonesia demi mendatangkan turis asing ke tanah air. Karenanya segala upaya perlu dilakukan demi menarik perhatian masyarakat Thailand agar mereka sudi merogoh koceknya untuk terbang dan berlibur ke Indonesia. Terlebih saat ini ada tiga buah “Direct Flight” yang memudahkan rute kunjungan wisata dari Thailand ke Indonesia. Medan, Jakarta & Bali adalah kota yang menjadi simpul penerbangan langsung dari Thailand menuju Indonesia. Demi mencermati hal tersebut, Wonderful Indonesia Festival digelar di CentralWorld Square, Bangkok, Thailand yang berlangsung dari tanggal 17 – 19 November 2017. Dengan konsep Branding, Advertising & Selling (BAS), kegiatan ini diharapkan mampu mendobrak jumlah wisatawan manca negara khususnya pasar Thailand yang akan menyapa Indonesia.

Merupakan suatu kehormatan bagi saya, karena ditunjuk dan dipercaya untuk menjadi “Creative Director” kegiatan Wonderful Indonesia Festival di Thailand tersebut. Dengan mengambil tema “Indonesia : The Never Ending Story of Magical Lands & Legends”, sejumlah agenda kegiatan yakni “Art & Culture Performances ; Clothing & Craft Market ; Culinary Bazaar ; Interactive Activity & Workshop ; Intimate Music Concert dan Travel Fair”, menjadi bumbu-bumbu yang diolah ke dalam sebuah masakan Indonesia. Dalam merancang konsep dan mendesain festival ini, saya menggunakan pendekatan “Story Telling” sebagai jembatan komunikasi agar segala aktivitas yang hadir di sana dapat terhubung intim dengan pengunjung serta tercapai pesan yang diharapkan. Lima zona destinasi wisata yang menjadi pasar Thailand yakni Medan (1) ; Jakarta & Bandung (2) ; Jogjakarta, Solo & Semarang (3) ; Surabaya & Malang (4) ; serta Bali (5), semuanya dikemas ke dalam bentuk 5 cerita rakyat asal negeri khatulistiwa, Indonesia. Cerita Legenda Danau Toba dihadirkan demi menarik turis asing menyambangi Medan ; Legenda Lutung Kasarung demi menyasar Jakarta & Bandung ; Legenda Roro Jonggrang demi menyasar Jogjakarta, Solo & Semarang ; Legenda Keris Mpu Gandring demi menyasar Surabaya & Malang ; serta Legenda Barong demi menyasar Bali. Semuanya menjadi himpunan cerita yang akan didongengkan kepada masyarakat Thailand oleh para musisi, seniman, penari serta semua penampil melalui karya kreatifnya masing-masing.

Sejumlah nama yang mewakili Indonesia pun turut mencurahkan energi kreatifnya di Negeri Pagoda tersebut. Meski diserang terik panasnya cuaca Kota Bangkok yang sangat menyengat, namun para Kolaborator Indonesia tetap semangat menyuguhkan persembahan terbaiknya. Dari Bandung tercatat ada DJ Destiny, Kartwel Noesantara (Dadi Firmansyah / Karinding & Percussion, Arief Hendrawan / Percussion, Rian Andriawan / Percussion, Ariya Iim Nugraha / Wing Instrument & Percussion & Mohammad Nizar Novian / Percussion), Patrakomala (Ammy Kurniawan / Violin & Guitar, Opik Bape / Guitar, Arnie Christanti / Bass, Adisty Sofie Anggia / Drum, Rahma Sekar Savitri / Vocal & Ukulele Guitar, Kris Takarbessy /Vocal & Guitar. Dari Banten tercatat ada Sanggar Bina Seni Tari Raksa Budaya. Dari Cirebon tercatat ada Project Qiu (Nurhadi Nugroho / Rapper, Ivan Suwarno Putera / Rapper, Ajeng Rahayu / Rapper, Mayasari / Vocal, Ridzqy Marajuang Nasution / Rapper. Dari Jakarta tercatat ada Kamila (Ava Victoria / Alto & Violin, Mia Ismi Halida / MezzoSopran & Violin, Ana Achjuman / Sopran & Violin. Dari Jogajakarta tercatat ada Papermoon Puppet Theater & Jogja Fest. Dari Malang tercatat ada Malang Amore Carnival (Yoseph Agus Kristian / Carnival Player & Dancer, Leonardo Yofi Galih Fernando / Carnival Player & Dancer. Dan dari Thailand tercatat ada nama Artis & Penyanyi Pinky Sawika Chaiyadech.

Persatuan Mahasiswa Indonesia yang ada di Thailand (Permitha) pun turut bersinergi dengan menjadi relawan di kegiatan Wonderful Indonesia Festival ini. Mereka bahu membahu membantu dengan penuh ikhlas agar pelaksanaan kegiatan ini berlangsung dengan lancar. Syukurnya festival ini banyak dipadati oleh ribuan pengunjung baik itu yang berasal dari masyarakat lokal Thailand hingga turis asing yang sedang berlibur di Thailand. Booth pameran yang berisi informasi serta “pop up” perihal wayang, batik, kain tenun, angklung dan bumbu masakan Indonesia laris dinikmati oleh pengunjung. Belum lagi booth kuliner, workshop, travel wishlist, foto dan travel fair pun menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Plus himpunan hiburan serta atraksi yang disajikan di area panggung utama menjadi menu spesial yang menjadi magnet bagi para pengunjung yang hadir di sana.

Kiranya segala jejak kolaborasi yang telah dihadirkan serta ditinggalkan di kegiatan Wonderful Indonesia Festival ini, dapat menjadi obor yang menyala abadi agar kemudian dapat terus diestafetkan kepada siapapun yang mencintai tanah air. Karena negeri kita tercinta ini memang sangat layak untuk diwartakan sehingga cahyanya tak kan berakhir padam, tak kan berakhir pudar, tak kan berakhir sirna. Selama ada pelita hati dan pelita jiwa bangsa Indonesia yang terus menerangi, sudah semestinya kita percaya bahwa negeri ini akan tetap menjadi taman bermain dan surga dunia.

***

Indonesia is a country with millions of stories that will never end. His charm is so enthralled that he is often called the jewel of the equator. Thousands of islands with all its magic has become a valuable tourism potential in the eyes of the world. But that does not mean we just sit back and relax just waiting for foreign tourists who visited the country. Picking up the ball is sometimes the key answer in the middle of the question of how to overcome fierce competition in order to attract tourists come to a country.

Wonderful Indonesia Festival is a real action undertaken by the Government of Indonesia in order to achieve the expected tourist visit. Because there are many reasons why Indonesia should be visited, felt & enjoyed. Through a promotional program initiated by the Ministry of Tourism of the Republic of Indonesia, this festival became one of the arena that carries the noble task of proclaiming good news about Indonesia to the world.

Thailand country that bears the title of white elephant country, is one of the market gaps in Southeast Asia targeted by Indonesia to bring foreign tourists to the country. Therefore all efforts need to be done to attract the attention of the Thai people so they willing to spend their money to fly and take a vacation to Indonesia. Especially now there are three “Direct Flight” which facilitate the route of tourist visits from Thailand to Indonesia. Medan, Jakarta & Bali is the city that became the direct flight node from Thailand to Indonesia. Look at these things, Wonderful Indonesia Festival held at CentralWorld Square, Bangkok, Thailand from 17 to 19 November 2017. With the concept of Branding, Advertising & Selling (BAS), this activity is expected to break down the number of foreign tourists, especially the Thai market will greet Indonesia.

It is an honor for me appointed and trusted to be the “Creative Director” of the Wonderful Indonesia Festival in Thailand. With the theme “Indonesia: The Never Ending Story of Magical Lands & Legends”, a number of activities agenda that is “Art & Culture Performances; Clothing & Craft Market; Culinary Bazaar; Interactive Activity & Workshop; Intimate Music Concert and Travel Fair “, all this agenda become the spices that are processed into an Indonesian cuisine. In designing the concept and designing this festival, I use the “Story Telling” approach as a bridge of communication so that all activities present there can be intimately connected with visitors as well as achieved the expected message. The five destinations of Thailand’s tourism destinations are Medan (1); Jakarta & Bandung (2); Jogjakarta, Solo & Semarang (3); Surabaya & Malang (4); as well as Bali (5), all packaged into the form of 5 folklore of the equator country of Indonesia. Legend story Lake Toba presented to attract foreign tourists visited Medan; Legend of Lutung Kasarung for targeting Jakarta & Bandung; Legend Roro Jonggrang for targeting Jogjakarta, Solo & Semarang; Legend Keris Mpu Gandring for targeting Surabaya & Malang; and Legend Barong to target Bali. Everything becomes a collection of stories that will be told to the people of Thailand by the musicians, artists, dancers and all the performers through their creative work.

A number of names that represent Indonesia also helped to devote creative energy in the Pagoda Country. Despite the blazing heat of Bangkok City’s stinging weather, but the Indonesian Collaborators keep the spirit of presenting his best offerings. From Bandung we have DJ Destiny, Kartwel Noesantara (Dadi Firmansyah / Karinding & Percussion, Arief Hendrawan / Percussion, Rian Andriawan / Percussion, Ariya Iim Nugraha / Wing Instrument & Percussion & Mohammad Nizar Novian / Percussion), Patrakomala (Ammy Kurniawan / Violin & Guitar, Opik Bape / Guitar, Arnie Christanti / Bass, Adisty Sofie Anggia / Drums, Rahma Sekar Savitri / Vocal & Ukulele Guitar, Kris Takarbessy / Vocal & Guitar. From Batam we have Studio Bina Dance Mercury Culture. From Cirebon we have Project Qiu (Nurhadi Nugroho / Rapper, Ivan Suwarno Son / Rapper, Maya Rahayu / Rapper, Mayasari / Vocal, Ridzqy Marajuang Nasution / rapper. From Jakarta we have Kamila (Ava Victoria / Alto & Violin, Mia Ismi Halide / MezzoSopran & Violin, Ana Achjuman / Soprano and Violin. From Jogajakarta we have Papermoon Puppet Theater and Jogja Fest. From Malang we have Malang Amore Carnival (Yoseph Agus Kristian / Carnival Player and Dancer, Leonardo Yofi Galih Fernando / Carnival Player & Dancer. And from Thailand there is the name of Artist & Singer Pinky Sawika Chaiyadech.

Indonesian Student Association in Thailand (Permitha) also joined together to become a volunteer in the activities of Wonderful Indonesia Festival. They work together to help sincerely so that the implementation of this activity goes smoothly. Thankfully this festival is crowded by thousands of visitors either coming from local Thai people to foreign tourists who are on holiday in Thailand. The exhibition booth that contains information and “pop up” about wayang, batik, woven cloth, angklung and spices of Indonesia’s best-selling cuisine enjoyed by visitors. Not to mention the culinary booth, workshop, travel wishlist, photos and travel fair was a special attraction for visitors. Plus the set of entertainment and attractions are presented in the main stage area into a special menu that becomes a magnet for the visitors who are present there.

May all the traces of collaboration that has been presented and abandoned in the activities of Wonderful Indonesia Festival, can be a torch that burns eternally so that later can continue to give by to anyone who loves the homeland. Because our beloved country is very worthy to be proclaimed so that the light will not end off, will not end up faded, will not end disappear. As long as there are lights of the heart and light of the soul of the nation that continues to illuminate, we should believe that this country will remain a playground and a paradise of the world.

poster WIF

DSCF8254

DSCF9299

DSCF9963

DSCF9351

DSCF9354

DSCF8696

DSCF8812

DSCF8568

DSCF9575

DSCF8646

DSCF8600_blog

DSCF8683

DSCF8500_blog

DSCF9952

DSCF8689

DSCF9595

DSCF9741

DSCF9997

DSCF9836

DSCF0241

DSCF0577

DSCF9872

DSCF9902_blog

DSCF8912

DSCF0222

DSCF0326

DSCF0466

DSCF0140_blog

IMG_1008_blog

DSCF0544

DSCF9178

DSCF9093_blog

DSCF9774

IMG_1040_blog

IMG_1931

Copyright (c) by galih sedayu
All right reserved. No part of this pictures may be reproduced in any form or by any means, electronic or mechanical including photocopy, recording or any another information storage and retrieval system, without prior permission in writing from photographer.

Indonesia Berdendang Bersahutan di Penang | Indonesia Festival | 28-29 November 2015, Penang, Malaysia

leave a comment »

Teks : galih sedayu
Foto : Dudi Sugandi, galih sedayu, Pam Ardinugroho & Ruli Suryono

Indonesia adalah negara yang penuh dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Barangkali inilah salah satu alasan mengapa Indonesia mendapat kehormatan untuk mempromosikan wisata tanah air kita di Penang, Malaysia. Selama dua hari, dari tanggal 28-29 November 2015, sejumlah kolaborator yang terdiri dari pekerja kreatif di bidang musik, seni pertunjukkan, tari, permainan anak tradisional, fotografi, video, serta desain hadir di Penang dalam sebuah perhelatan yang bernama Indonesia Festival. Mewakili komunitas musik ada nama 4 Peniti {Deconstructive, Logarithm & Connecting Band}, Homogenic {Electronic Band} dan Street Traveller {Folks & Blues Band}. Kemudian ada Tantanggaranda83 yang mewakili Bandung dari komunitas seni pertunjukkan, Komunitas Hoong yang mewakili komunitas permainan anak tradisional, serta Wanna Be Dancer yang mewakili komunitas tari. Terakhir mewakili Kota Malang yang turut berkolaborasi yaitu Komunitas Malang Armore Carnival. Para kolaborator ini menyemarakkan acara Indonesia Festival yang mengusung tema “Sharing Our Similarities, Celebrating Our Differences”. Indonesia Festival ini diselenggarakan oleh Wonderful Indonesia dan Kementrian Pariwisata Indonesia bekerja sama dengan Merah Putih Persada dan Ruang Kolaborasa dari Bandung. Kebetulan saya dipercaya untuk menjadi Creative Director dari Indonesia Festival tersebut.

Padang Esplanade atau Padang Kota Lama, sebuah lapangan rumput hijau nan luas di kota Georgetown, Penang menjadi sebuah arena kolaborasa dan ruang kreativitas bagi kegiatan Indonesia Festival tersebut. Padang Esplanade ini menghadap ke arah laut dimana sejauh mata memandang tampak jembatan Pulau Penang yang mengubungkan Bayan Lepas di Pulau Penang dengan Seberang Prai di daratan Malaysia. Selain itu Penang City Hall atau Dewan Bandaraya Pulau Pinang, sebuah bangunan bersejarah yang dibuka sejak tahun 1903, menjadi salah satu latar pemandangan yang unik jika kita menginjakkan kaki di area hijau Padang Esplanade. Dekorasi Indonesia Festival inipun disuguhkan dengan apik dari mulai tenda peserta pameran yang berwarna-warni, instalasi balon dalam skala gigantik, infographic wall perihal pariwisata indonesia, outdoor cinema, photo booth, serta pameran foto. Belum lagi ratusan balon cair {bubbles} yang beterbangan di tiup angin, semakin menjadikan atmosfir yang segar di area tersebut.

Meski para kolaborator Indonesia Festival ini diundang ke Penang sebagai tamu atau pengisi acara, namun pada kenyataannya mereka tetap berlaku dan bertindak seperti pemilik acara. Barangkali itulah semangat memiliki Indonesia yang ditunjukkan oleh kita semua. Sejumlah kendala yang ditemui di lapangan saat penyelenggaraan acara, tanpa berpikir panjang segera direspon oleh mereka dengan solusi, bukan dengan keluhan. Tak heran bila di sana grup musik 4 Peniti terlihat ikut membantu menyiapkan dan mengatur sound system panggung, tim dokumentasi yang terlihat membantu mengatur dan menyusun properti dekorasi acara, serta komunitas hoong yang ikut membantu membersihkan sampah. Semuanya dilakukan dengan senang hati dan penuh ikhlas. Saat pembukaan acara, ribuan kolecer menjadi simbol pemersatu sekaligus memanggil semua pengunjung agar dapat menari dan bergembira bersama di tengah lapangan. Meskipun cuaca matahari yang menyengat di kala siang dan guyuran hujan setiap malam di Padang Esplanade, namun itu semua tidak menyurutkan semangat dan keceriaan tim kami untuk bisa menghibur warga Penang. Bahkan menari dan berdansa di saat hujan turun menjadi sebuah atraksi yang memikat sembari ditemani alunan musik yang dihadirkan oleh para musisi Indonesia.

Dua hari di Penang memang terasa singkat bagi para kolaborator Indonesia Festival. Namun tawa, canda dan suka cita yang dihadirkan di sana adalah jejak yang selalu membekas di hati. Apalagi esensi sebuah festival internasional adalah mewartakan nilai-nilai kebaikan yang dimiliki oleh sebuah bangsa. Dalam hal ini, kita semua mencoba memberikan pesan dan kesan yang baik demi Indonesia, demi tanah air, demi bumi pertiwi. Keramahan dan kehangatan, solidaritas dan toleransi, kekayaan dan ragam budaya semestinya dapat menjadi ciri khas dan karakter bagi bangsa kita. Tentunya dalam persaudaraan kita mesti percaya bahwa ia adalah benteng terakhir tatkala bangsa kita mengalami kesulitan. Oleh karenanya, tetaplah membuat simpul yang erat bagi dunia.

***

Text : galih sedayu
Photography : Dudi Sugandi, galih sedayu, Pam Ardinugroho & Ruli Suryono

Indonesia is a country full of joy and happiness. Perhaps this is one reason why Indonesia has the honor to promote our country tour in Penang, Malaysia. For two days, from 28-29 November 2015, a number of collaborators consisting of creative workers in music, performing arts, dance, traditional children’s games, photography, video, and design were present at Penang in an event called Indonesia Festival. Representing the music community there are the names 4 Peniti {Deconstructive, Logarithm & Connecting Band}, Homogenic {Electronic Band} and Street Traveler {Folks & Blues Band}. Then there is Tantanggaranda83 representing Bandung from the performing arts community, Hoong Community representing the traditional children’s game community, as well as Wanna Be Dancer representing the dance community. Last representing the Malang City who also collaborated the Malang Community Armore Carnival. These collaborators are enlivening the Indonesia Festival event with the theme “Sharing Our Similarities, Celebrating Our Differences”. Indonesia The festival is powered by Wonderful Indonesia and the Indonesian Ministry of Tourism in collaboration with Merah Putih Persada and Ruang Kolaborasa. I happen to be trusted to become Creative Director of Indonesia Festival.

Padang Esplanade or Padang Kota Lama, a large green grass field in Georgetown city, Penang becomes an arena of collaboration and creativity space for the activities of Indonesia Festival. The Esplanade is facing towards the sea where as far as the eye can see the Penang Island bridge that connects Bayan Lepas in Pulau Penang with Seberang Prai in mainland Malaysia. In addition Penang City Hall or Pulau Pinang Airport, a historic building that opened since 1903, became one of the unique scenery setting if we set foot in the green area of ​​Padang Esplanade. The decoration of Indonesia Festival beautifully presented from the start of the exhibition tent colorful, the installation of balloons in gigantic scale, infographic wall about Indonesia tourism, outdoor cinema, photo booth, and photo exhibition. Not to mention the hundreds of liquid bubbles that fly in the wind, making the atmosphere fresh in the area.

Although the Indonesian collaborators of this Festival are invited to Penang as guests or performers, in reality they remain in effect and act like the owner of the event. Perhaps that’s the spirit of having Indonesia shown by us. A number of obstacles encountered in the field during the event, without a second thought immediately responded by them with a solution, not with a complaint. It’s no wonder there’s a group of 4 Peniti musicians helping to prepare and organize the stage sound system, a team of documentation that looks to help organize and organize the decoration of the show, as well as the hoong community who helped clean up the trash. Everything is done with pleasure and full of sincerity. At the opening ceremony, thousands of kolecers became a unifying symbol as well as summoning all visitors to dance and have fun together in the middle of the field. Despite the stinging sun in the afternoon and the rain every night at Padang Esplanade, but it does not lowered the spirit and joy of our team to be able to entertain the citizens of Penang. Even dancing and dancing in the rain fell into a charming attraction while accompanied by the music presented by Indonesian musicians.

Two days in Penang was short for Indonesian Festival collaborators. But the laughter, jokes and joys presented there is a trail that always made an impression on the heart. Moreover, the essence of an international festival is to proclaim the values ​​of goodness owned by a nation. In this case, we all try to give a message and a good impression for Indonesia, for the homeland, for the sake of the earth. Friendliness and warmth, solidarity and tolerance, richness and diversity of cultures should be characteristic and character for our nation. Surely in brotherhood we must believe that he is the last bastion when our nation is experiencing difficulties. Therefore, keep a tight rope for the world.

poster IF

02

03

48

04

05

06

07

08

10

12

13

14

15

16

17

18

IMG_8792_blog

19

20

21

22

24

25

26

27 a

27 b

49

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

50

45

44

46

47

Copyright (c) by Ruang Kolaborasa
All right reserved. No part of this pictures may be reproduced in any form or by any means, electronic or mechanical including photocopy, recording or any another information storage and retrieval system, without prior permission in writing from Ruang Kolaborasa.