I'LL FOLLOW THE SUN

Love, Light, Live by galih sedayu

Menggugat “Bobotoh” Persib

leave a comment »

Artikel Berita kegiatan Pameran Foto “Hidup Persib” Di Koran Suara Pembaruan

http://www.suarapembaruan.com/News/2008/08/03/Fotograf/foto01.htm

Menggugat “Bobotoh” Persib

SP/Adi Marsiela

Seorang pengunjung memperhatikan dua buah foto karya Andri Gurnita dalam pameran “Hidup Persib!!!” di Gedung Indonesia Menggugat, Kota Bandung, awal bulan Juli lalu.

Puluhan polisi berdiri berjejer di sisi Jalan Asia Afrika, jalan utama yang membelah sisi utara dan selatan Kota Bandung. Mereka berdiri sembari menenteng senjata laras panjang. Sebagian lain memegang tongkat rotan yang panjangnya kira-kira satu meter.

Di jalanan itu, ribuan bobotoh atau pendukung setia Persib “Maung” Bandung melakukan konvoi dengan kendaraan masing-masing. Tanpa memedulikan aturan, mereka melambai-lambaikan bendera, syal, dan atribut lainnya. Kebanyakan dari bobotoh itu berdiri sembari dibonceng di atas motor yang berjalan tanpa mengenakan helm.

Pemandangan itu, masih lebih baik dibandingkan dengan kelakuan mereka pada tahun 2003. Waktu itu, masih di jalan yang sama, mereka melampiaskan kekesalan, kekecewaan, dan kemarahannya dengan merusak sarana dan fasilitas umum.

Pot-pot bunga berukuran besar pun sengaja dihancurkan dan disimpan begitu saja di tengah jalanan. Batu-batu yang ukurannya sekepalan tangan orang dewasa pun berserakan di sana. Peristiwa itu mewarnai perjalanan Persib di Liga Indonesia (LI) IX yang melewati 12 pertandingan tanpa kemenangan sekalipun.

Rasa egois dari bobotoh itu tidak hanya ditunjukkan saat mereka seusai menyaksikan tim kesayangannya bertanding. Buktinya, saat Persib menjamu Persija di Stadion Siliwangi, 22 Mei 2005, tidak sedikit anak kecil yang terpaksa dievakuasi oleh petugas dari tribun penonton. Mereka terdesak dan terimpit oleh penonton yang lebih dewasa.

Kebanyakan dari anak-anak itu diangkat setelah petugas berhasil menjebol kawat pagar yang membatasi tempat penonton dengan lapangan. Duel kedua tim memang berakhir imbang, tapi anak-anak itu bukanlah pihak yang harus dikorbankan dalam sebuah pertandingan sepakbola.

Ketiga potongan kejadian ini cukup mencuri perhatian. Pasalnya, dari 75 foto yang ditampilkan dalam pameran tunggal bertajuk “Hidup Persib!!!” karya Andri Gurnita itu, sekitar 10 persen menampilkan pencitraan serupa.

Pastilah ada pesan yang ingin disampaikan dalam pameran yang digelar sejak 1-10 Juli 2008 di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung. “Kadang ada cara mencintai yang salah,” kata Galih Sedayu, salah satu dari tiga kurator dalam pameran foto itu.

Buat Gurni, begitu pewarta foto Harian Umum Pikiran Rakyat itu akrab dipanggil, membuat pameran tunggal dengan tema Persib itu sudah menjadi obsesinya sejak lama. “Semoga ini bisa menjadi motivasi buat Persib dalam Liga Super Indonesia 2008,” tuturnya.

Jarang Terjadi

Pameran yang menampilkan 75 foto itu diambil dari ribuan foto Persib dalam lima tahun terakhir. “Saya rasa ini cukup mewakili perjalanan Persib dengan berbagai dinamika, antusiasme bobotoh-nya, dan juga rasa bangga,” tutur Gurni, yang menekuni profesinya sejak tahun 1994.

Dalam pameran itu juga terekam semangat para pemain dalam berlatih. Sembari tertawa mereka beradu cepat. Tampak tidak ada beban dalam keseharian mereka di foto bertajuk Siapa Tercepat.

Padahal, jika dilihat latar belakangnya, latihan yang digelar pada 17 Juni 2007 itu cukup berat. Tim itu baru saja menyelesaikan putaran pertama liga, sehingga pelatih Arcan Iurie Anatolievici memberikan porsi tambahan latihan fisik. Kondisi itu terlihat juga dalam foto Tidur di Lapang, yang menggambarkan para pemain tidur telentang di lapangan seusai digenjot fisiknya.

Sangat disayangkan apabila perjuangan itu dibalas dengan tindakan yang merugikan Persib sendiri. Misalnya, saat penyerang asing Persib asal Kamerun, Christian Bekamenga, harus menenangkan bobotoh ketika menjamu Persema pada 14 Maret 2007. Penonton turun hingga ke sisi lapangan membuat pertandingan dihentikan selama 45 menit.

Hal itu berdampak ke Persib sendiri. Komisi Disiplin akhirnya memutuskan pertandingan melawan PSSB Bireun di Stadion Siliwangi harus diselenggarakan tanpa penonton. Padahal, penonton itu merupakan pemain ke-12 dalam sebuah tim sepakbola.

Gurni mengabadikan momentum itu dengan menggunakan lensa lebar yang memungkinkannya memotret dengan sudut pandang lebih luas. Dia memakai seorang petugas polisi yang duduk di salah satu kursi VIP stadion sebagai latar depan. Sedangkan lapangan hijau, kursi di bagian VIP, dan tribun bagian barat dan selatan, dia abadikan sebagai latar belakang untuk menggambarkan “kesunyian” sebuah pertandingan sepakbola.

Selain bobotoh, ayah satu orang anak itu juga berhasil mengabadikan sejumlah momentum menarik lainnya. Misalnya, gambaran kecemasan, kekhawatiran dari pelatih Arcan Iurie Anatolievici ketika timnya bertamu ke Stadion Persikabo, Cibinong, Kabupaten Bogor.

Gurni mengambil citra Iurie yang tengah mengisap rokoknya dalam-dalam di bawah guyuran hujan. Meski basah, sorot mata Iurie terlihat tajam mengikuti jalannya pertandingan. Mungkin karena keseriusannya itu pula, Persib meraih angka kemenangan dengan kedudukan akhir 1-2.

Bicara foto duel antarpemain ketika berebut bola, Gurni memang memiliki “amunisi” cukup lengkap untuk memotret pertandingan Persib baik di kandang maupun saat bertandang. Wajar jika foto-foto duelnya terdokumentasikan dengan baik. Lensa dengan titik fokus 300 milimeter dan bukaan diafragma 2,8 sangat mumpuni untuknya menghasilkan sebuah duel yang sangat tajam fokusnya dengan latar belakang buram.

Pameran itu memang sangat menarik diperhatikan. Selain pameran tunggal yang dibuat seorang pewarta foto memang jarang terjadi, tiga kurator dalam pameran itu pun berbeda latar belakangnya, Galih (pegiat foto), Andi Sopiandi (perupa sekaligus fotografer), dan Harry Surjana (pewarta foto).

“Semoga saja bisa memotivasi fotografer muda yang masih banyak kesempatan di lapangan agar tambah semangat. Persib juga bisa meraih prestasi tertingginya, dan memotivasi bobotoh untuk menjadi lebih baik lagi,” ujar Gurni mengomentari pameran tunggal pertamanya. [SP/Adi Marsiela]

Written by Admin

February 27, 2010 at 3:44 pm

Posted in Uncategorized

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: