I'LL FOLLOW THE SUN

Love, Light, Live by galih sedayu

Archive for the ‘Menyapa Pagi Di Tahura’ Category

Menyapa Pagi Di Tahura

with 2 comments

Teks & Foto : galih sedayu

Barangkali bumi akan bersorak sorai ketika alam beserta penghuninya tak pernah berhenti dikunjungi & dirawat oleh manusia. Begitupun dengan hutan. Sejatinya ia adalah bagian dari pusaka alam yang menjadikan manusia tetap hidup dan bernafas dengan udara segarnya. Karena Tuhan menciptakan terang di bumi, maka jadilah pagi. Dan rasa-rasanya pagi adalah waktu yang tepat untuk menyambangi hutan yang kita miliki. Salah satunya adalah hutan milik warga Kota Bandung yang bernama Taman Hutan Raya Ir.H.Juanda (TAHURA) atau yang sering disebut dengan Hutan Dago Pakar. Menikmati aroma pagi di hutan ini, pastinya akan selalu membuat hati ini ceria. Kawasan konservasi ini memang menyimpan berjuta kesegaran bagi para tamu yang datang. Dari mulai wanginya pohon pinus, merdunya suara kicau burung kutilang hingga tingkah polah tupai yang berlarian di atas pepohonan.

Taman Hutan Raya Ir.H.Juanda adalah sebuah hutan kota yang berjarak sekitar 7 km dari pusat kota bandung. Berada di ketinggian 800 sampai 1350 meter di atas permukaan laut, dulunya kawasan hutan yang dilalui aliran Sungai Cikapundung dan membentang mulai dari Curug Dago, Dago Pakar hingga Maribaya ini, merupakan bagian areal dari kelompok Hutan Lindung Gunung Pulosari yang kemudian diubah fungsinya menjadi Taman Wisata Alam Curug Dago. Kemudian bertepatan dengan kelahiran Bapak Ir.H.Juanda (seorang pahlawan Kota Bandung) yaitu pada tanggal 14 Januari 1985, secara resmi namanya berubah menjadi Taman Hutan Raya Ir.H.Juanda. Kawasan ini merupakan Taman Hutan Raya (TAHURA) pertama yang ada di Indonesia. Hutan dengan luas sekitar 590 hektar ini merupakan hutan alam sekunder dan hutan tanaman dengan susunan vegetasi campuran yang terdiri dari 2500 jenis pepohonan seperti pohon Mahoni (Switenia Macrophylla), Bungur (Lagerstroemia sp.), Ekaliptus (Eucalyptus Deglupta), Saninten (Castanopsis Argentea), Pasang (Quercus sp.), Damar (Agathis Damara), dan Waru Gunung (Hibiscus Similis) serta tumbuhan bawah seperti Teklan (Eupatorium Odoratum) yang paling dominan. Selain itu di hutan ini sengaja ditanam berbagai jenis tumbuhan yang berasal dari luar daerah agar kawasan ini dapat berfungsi sebagai laboratorium alam (Arboretum). Di area hutan inilah kita dapat memanjakan mata dan hati dengan menikmati berbagai wisata alam seperti Goa Jepang, Goa Belanda, Curug Dago, Curug Omas, Curug Lalay & wisata air panas Maribaya.

Tidak baik memang bila hutan kita selalu merasa kesepian. Tidak baik pula bila kita sebagai manusia selalu kerap berdiam diri di rumah. Karena di hutanlah barangkali kita bisa kembali berdamai dan berikrar dengan alam yang sesungguhnya telah lama disakiti oleh manusia. Pohon yang ditebangi, air yang diracuni & udara yang dikotori menjadikan alam bak diperkosa oleh manusia sendiri. Maka dari itu jadikanlah kembali embun yang datang dari langit, udara pagi yang harum semerbak dan tanah-tanah yang gemuk di dalam hutan. Agar kita percaya bahwa hutan selalu menjadi berkat bagi manusia hingga berabad-abad dan menjadi kemah suci yang kekal abadi selamanya.

Bandung, 21 Juli 2013

galih sedayu

galih sedayu

galih sedayu

galih sedayu

galih sedayu

galih sedayu

galih sedayu

galih sedayu

galih sedayu

galih sedayu

galih sedayu

galih sedayu

galih sedayu

galih sedayu

galih sedayu

galih sedayu

galih sedayu

galih sedayu

galih sedayu

galih sedayu

galih sedayu

copyright (c) 2013 by galih sedayu
all right reserved. o part of this writting & pictures may be reproduced in any form or by any means, electronic or mechanical, recording or any another information storage and retrieval system, without prior permission in writing from photographer.

Written by Admin

July 21, 2013 at 2:11 pm