Archive for the ‘Gerakan Komunitas & Solusi Permasalahan Kota’ Category
Gerakan Komunitas & Solusi Permasalahan Kota
Teks : galih sedayu
“We don’t heal in isolation, but in community”
-S. Kelley Harrell-
Sebuah Kota sejatinya bukan hanya menjadi sebuah ruang dan tempat bernaung semata dari sebuah tatanan komunitas atau masyarakat. Semestinya ia dapat menjadi sebuah energi dan harapan bagi komunitas yang memilih untuk tinggal di dalamnya. Sehingga roh kota tersebut dapat selalu bergerak, berubah dan mengalir tanpa batas yang ditunjukkan oleh sejumlah letupan kreativitas komunitas tersebut. Karenanya kehadiran komunitas ini menjadi sangat berharga bagi keberlangsungan sebuah kota. Mengapa demikian? Karena sesungguhnya merekalah yang menjadi roda-roda yang membuat kota tersebut tetap berputar dan terus berjalan.
Bandung sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat adalah salah satu contoh kota dengan segudang komunitas yang terus menetas hingga menelurkan himpunan kreativitas yang unik dan beragam. Sebagaimana konsekuensi sebuah kota yang sedang berkembang, tubuh Kota Bandung saat ini mulai terkoyak dengan seabrek persoalan yang ada. Dari mulai isu kemacetan, ruang-ruang publik yang menganggur, polusi udara, konflik sosial, kemerosotan moral dan lain sebagainya. Disinilah sebenarnya komunitas memiliki peluang atau setidaknya (bagi mereka) hal tersebut melahirkan tantangan baru untuk mulai memikirkan cara kreatif memecahkan permasalahan kota tersebut. Karena walaubagaimanapun, komunitas harus menyadari bahwa mereka tidak bisa mengandalkan pemerintahan yang konservatif untuk membuat sebuah kota yang tenteram & nyaman. Perlu sebuah dobrakan-dobrakan kecil yang diekspresikan melalui cara-cara kreatif ala komunitas.
Tanpa disadari atau tidak, ternyata saat ini di Kota Bandung mulai bermunculan embrio-embrio gerakan komunitas yang memiliki tanggung-jawab serta mencirikan hasrat meraih cita-cita sosial bagi kotanya. Dari mulai Komunitas Bandung Berkebun dengan gerakan menanam tanaman produktif di lahan-lahan menganggur kota. Dimana setiap 3 bulan sekali komunitas ini mengajak warga kota dari mulai anak-anak, pemuda & orang tua untuk merayakan panen secara bersama-sama. Lalu ada Komunitas Metal Ujung Berung yang menghidupkan kembali kesenian musik tradisional sunda yang bernama karinding. Bahkan saat ini demam karinding sudah mulai menjalar kepada anak-anak muda yang sebelumnya ogah mempelajari alat musik tradisional apapun. Kemudian ada Komunitas Taman Foto Bandung yang kerap mengaktifkan taman-taman kota yang (biasanya) kesepian. Komunitas ini melakukan aktivitas kreatifnya dari mulai pameran, workshop, diskusi & sarasehan fotografi sehingga menjadikan taman tersebut sebagai rumah kreatif bagi komunitasnya. Lain halnya dengan Komunitas Bike Bdg yang mencoba menawarkan solusi kemacetan kota dengan bersepeda. Tidak hanya itu, mereka mampu untuk menggalang dana dan berhasil membangun sejumlah shelter sepeda di Kota Bandung dan kemudian mengelola jasa penyewaan sepeda bagi warga kota. Cerita lain dari sebuah komunitas yang bernama Bandung Inisiatip, dimana mereka menggagas sebuah gerakan menyelamatkan hutan kota. Pada awalnya mereka menyelenggarakan sebuah sayembara desain kawasan hutan Babakan Siliwangi. Hasil sayembara itu pun kemudian dilanjutkan & dikolaborasikan bersama Bandung Creative City Forum (BCCF) yakni sebuah perkumpulan komunitas kreatif kota bandung, menjadi sebuah program pembangunan jembatan hutan kota Babakan Siliwangi (Forest Walk). Pembangunan jembatan gantung di tengah hutan ini sekaligus menjadi simbol dari sebuah kesepakatan bersama antara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia & Pemerintah Kota Bandung yang menyatakan bahwa Kawasan Babakan Siliwangi diresmikan menjadi Hutan Kota Dunia (World City Forest). Gerakan ini menjadi sebentuk perlawanan warga untuk melindungi hutan kotanya agar tidak dijadikan ruang komersil oleh para pengusaha hitam dan anarkis dangkal yang selalu menebar horor. Dan masih banyak lagi sebenarnya komunitas-komunitas yang membawa angin perubahan bagi kotanya.
Inilah sebenarnya inti kekuatan komunitas. Mereka harus berani melawan kondisi kota yang menjadi tidak seimbang. Komunitas harus mampu menciptakan ide-ide sederhana demi memecahkan sedikit atau banyak persoalan kota tanpa harus kehilangan rasa senang dan kenikmatan menjalani aktivitasnya masing-masing. Ketika agresivitas positif komunitas ini semakin terkumpul, niscaya sebuah kota tidak akan oleng navigasinya. Selama kita menyadari bahwa kita tidak bisa sendirian menyelesaikan semua permasalahan kota. Dan komunitas semestinya menjadi salah satu jawabannya.
*Tulisan ini diberikan sebagai salah satu kontribusi di dalam buku yang disusun oleh Komite Pengembangan Ekonomi Kreatif Jawa Barat.
Bandung 19 September 2012