Archive for the ‘Warna Keagungan Semesta di Kelimutu’ Category
Warna Keagungan Semesta di Kelimutu
Teks & Foto: galih sedayu
Gunung api menjadi bagian tubuh yang tak terpisahkan dari raga alam nusantara kita. Karena bumi pertiwi dengan segala keajaibannya termasuk ke dalam sabuk Cincin Api (Ring of Fire) dunia yakni rangkaian gunung berapi sepanjang 40.000 km dan situs aktif seismik yang membentang di samudera pasifik. Seperti halnya Kelimutu. Kelimutu merupakan sebuah gunung api di pulau Flores, tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Gunung Kelimutu dengan ketinggian 1690 mdpl ini berada di dalam kawasan konservasi Taman Nasional Kelimutu (Kelimutu National Park). Meskipun luasnya sekitar 5.356,50 hektare, namun kawasan konservasi ini menjadi taman nasional terkecil dari 54 Taman Nasional yang ada di Indonesia. Di kawasan Taman Nasional Kelimutu ini terdapat pula Gunung Kelido dan Gunung Kelibara yang menjadi teman penghuni bagi Gunung Kelimutu sebagai kerucut alam tertua yang masih aktif.
Adapun magnet yang menjadi pesona Taman Nasional Kelimutu adalah 3 buah danau vulkanik dengan warna yang berbeda dan terkenal dengan sebutan Danau Tiga Warna. Danau Kelimutu dengan masing-masing warna yang berbeda tersebut memiliki makna tersendiri bagi penduduk lokal di sana. Danau yang berwarna biru memiliki nama “Tiwu Nuwa Muri Ko’ofai” yang dipercayai sebagai tempat berhimpunnya para arwah dan jiwa dari pemuda dan pemudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah memiliki nama “Tiwu Ata Polo” yang dipercayai sebagai tempat berhimpunnya para arwah dan jiwa dari orang-orang yang telah meninggal dimana selama hidupnya kerap melakukan kejahatan tenung. Danau yang berwarna putih memiliki nama “Tiwu Ata Mbupu” yang dipercayai sebagai tempat berhimpunnya para arwah dan jiwa dari orang tua yang telah meninggal. Walaupun cerita penduduk setempat menyatakan demikian, namun ketiga danau tersebut tidak selamanya tetap berwarna biru, merah, dan putih saja. Menurut catatan waktu, dari tahun ke tahun ketiga danau tersebut sudah pernah mengalami perubahan warna bahkan lebih dari sekali entah itu menjadi warna hijau, coklat, hitam, dan abu-abu. Perubahan warna yang terjadi pada danau Kelimutu sangat dipengaruhi oleh aktivitas vulkanis yang mendorong gas-gas di dalam bumi keluar ke permukaan dan kemudian bereaksi serta bercampur sehingga mengakibatkan perubahan warna pada air danau.
Perjalanan menuju ke kawasan Taman Nasional Kelimutu akan melewati Desa Moni yang berjarak sekitar 52 km dari Kota Ende. Sekitar dua jam lamanya, kita akan melalui jalan aspal yang berkelok-kelok dengan atmosfir bentangan alamnya yang begitu hijau. Sesampainya di Desa Moni, kita akan banyak temukan penginapan untuk bermalam dan beristirahat di kaki gunung Kelimutu. Saat itu saya menginap di sebuah penginapan yang bernama Ecolodge. Untuk mencapai puncak pemandangan agar dapat melihat keindahan danau 3 warna, kita harus berjalan kaki melakukan hiking dan trekking dari area parkir Taman Nasional Kelimutu yang pada umumnya ditempuh dengan waktu sekitar 30 menit. Matahari terbit di gunung Kelimutu merupakan sabda alam tersendiri yang bisa dinikmati kala pagi menjelang. Bila ingin mendapatkan sunrise setelah malam yang panjang di pulau flores, sebaiknya kita mulai berjalan kaki dari sejak subuh sekitar pukul 4 pagi. Tak usah kuatir, karena perjalanan mendaki puncak Kelimutu saat waktu masih subuh sembari diterpa udara yang begitu dingin, akan terbayar seketika tatkala pada akhirnya kita dapat melihat momen pertama kalinya mentari pagi yang muncul dari balik awan sekaligus merasakan hangatnya sinar yang dipancarkan saat menyentuh tubuh kita. Setelah itu, karunia terbesar akan kita dapati dimana sejauh mata memandang, semesta alam danau Kelimutu akan menampakkan wajahnya yang begitu mempesona dengan keajaiban warna-warni alam yang dimilikinya. Bagaikan berada di sebuah nirwana, surga di atas awan yang menjadi penghuni abadi Sang Terang Dunia. Saat itulah yang kita sebut hanya namaNYA dengan ucapan serta seruan syukur yang tak terhingga.
Taman Nasional Kelimutu, Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia – 29 Mei 2022
































Copyright (c) by galih sedayu
All right reserved. No part of this pictures may be reproduced in any form or by any means, electronic or mechanical including photocopy, recording or any another information storage and retrieval system, without prior permission in writing from photographer.